Dengan peluang kursinya jadi orang nomor satu di Ibu Kota akan diganti oleh eksekutor pekerjaan/penjabat gubernur pada 2022, Anies akan hadapi 2 tahun tanpa pentas politik.
“Pertama, jaga perform dan kepopuleran, pasti bukan tugas gampang. Pada 2022, Anies tidak lagi Jadi gubernur dan karena itu tidak punyai pangguung politik kembali. Di sana ujian kepopuleran yang sebenarnya,” terang riset politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, Seperti yang di kutip Agen judi Terpercaya, Rabu (6/10/2021).
Simak juga: Anies: Saya Telah 4 Tahun Memegang, Tolong Perlihatkan Peraturan Yang mana Diskriminatif
“Apa saja judulnya, 2 tahun tanpa pentas politik itu benar-benar punya pengaruh, baik dari sisi kabar berita, pembicaraan politik,” dia menambah.
Sejauh ini, Anies memang terhitung salah satunya figur dengan kepopuleran paling moncer antara sosok-sosok lain.

Meski begitu, Anies yang notabene tiba dari background professional tidak mempunyai support sah dari parpol untuk profesi politiknya.
Dalam pada itu, Adi memandang, kecondongan partai-partai politik menjelang Pemilihan presiden 2024 ialah jagokan elite mereka untuk maju.
Ini membuat Anies tidak punyai garansi apapun untuk amankan kesempatan ke Istana Negara.
Di baca juga : Dapat Jaminan dari Gibran, Ini Tanggapan Warga Papua yang di Solo
Partai yang sejauh ini lumayan dekat dengan Anies bisa disebut cuman PKS, kata Adi, yang menguji tanggapan pasar.
Di paca juga : Tren Mikro Di Olimpiade Tokya 2020 Membuat Aman Dari Siber
Tetapi, PKS juga ingin menggerakkan Ketua Majelis Syura mereka, Salim Segaf Aljufri, maju.
“Sukai tidak sukai, negara ini pemerintahan parpol. Menjadi seorang calon calon presiden, seorang harus dapat memenuhi tingkat batasan presiden 20 % support partai atau kombinasi parpol,” kata Adi.
“Saya anggap pencapresan Anies tahun 2024 itu gelap pekat. Karena sepanjang 2022-2024, 2 tahun itu panjang sekali dan tentu 2 tahun itu telah banyak yang ada figur-figur baru dan idola-idola lain, baik itu menteri atau dari Plt yang akan dipilih nanti,” bebernya.